CERITA 17 ǀ CERITA XXX ǀ CERITA SEX ǀ CERITA MESUM ǀ CERITA DEWASA ǀ CERITA BIRAHI ǀ CERITA SERU ǀ CERITA NAKAL ǀ CERITA NGEWEK ǀ CERITA HOT ǀ CERITA PANAS ǀ CERITA TERBARU
Aku, Temanku Dan Isteriku
Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.
Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat
itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay
adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami
tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar.
Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat
ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku
berkerja di Jakarta sampai sekarang.
Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama
satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah
disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini
mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan
masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun
istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman
untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya
menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami.
Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.
"Hai.. Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan
ini istriku Lusi," kataku.
"Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai
Lusi.. apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi.." kata Jay
balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.
Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan
oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru
ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.
Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon
yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.
"Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju.. karena ini pasti
sesuai dengan kenakalan kita dulu.. gimana.." kata Jay.
"Mengenai apa.." kataku.
"Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju.." kata Jay lagi.
"Oke gua janji.." kataku.
"Begini.. gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi,
gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi
tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu,
gimana.." ucap Jay.
"Ah.. gila kamu.." kataku spontan.
Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang
sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan
Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati
tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu
kecantikan Indonesia.
"Gimana Van.. kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung
rugilah.." kata Jay meminta keputusanku lagi.
"Tapi gimana caranya.. mereka pasti marah.. kalau kita beritahu.."
aku balik bertanya.
"Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju.." kata Jay lagi.
"Gua punya Pil perangsang.. lalu kita masukkan ke minuman istriku dan
istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat
terangsang, dan kita mulai bereaksi."
"Oke.. gua setuju.." kataku.
Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.
Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam
dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi
dan Sari. "Aduh.. asyik amat.. apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya
kita tambah.." kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari,
sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik
mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung
menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi
dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa
waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit
berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin
obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.
Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga
aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.
"Sar.. aku sayang kamu.." kata Jay.
Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.
"Eh Jay.. apaan.. sich kamu.. kan malu.. akh.. ah.." kudengar suara
Sari halus.
"Nggak pa-pa.. ah.. ah.. kamu sayangku.. ah.." desah Jay meneruskan
serangannya ke Sari.
Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung.. tapi aku tahu kalau dia pun mulai
terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.
"Lus.. aku cinta kamu.. ukh.. ulp.. ah.."
Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat,
dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari
depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan
oleh Jay.
"Lus.. akh.. ak.. kamu.. sangat cantik sayang.." kataku.
"Akh.. Van.. ah.. ah.." desah istriku panjang, karena tanganku mulai
menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari
tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.
Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari
istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang. "Ah.. Jay..
ah.. ah.. ah.." desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh
pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya
tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay. Tinggallah
tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay
pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa
sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling
rangkul dan cium di sampingku dan istriku. "Ah.. ulp.. ulp.. ulp.. ah..
sst.. sst.." kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih
kemerahan dengan nikmatnya. "ukh..ukh..ohh..ukh.." erang Jay
menikmati permainan Sari.
Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan
dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap
kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. "Ah.. ah.. ah.. Van..
terus.. ah.. ah.." desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka
celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan
kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. "Akh.. akh.. ukh.. oh.."
ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang
kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.
Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan
membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua
bagian luar kemaluannya,
"Aah.. oh.. terus.. terus Van.. enak.. akh.. akh.." desah Lusi.
"Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm.."
Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya
merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air
kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.
"Ah.. terus.. ah.. ah.. terus Van.. enak.. akh.. akh.. ukh.." rintih
Lusi.
Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan
penuh kenikmatan.
Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di
sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai
memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya
pelan serta menariknya keluar masuk.
"Akh.. Jay.. ahk.. kamu.. gila Jay.. akh.. terus.. terus Jay.. ahh.."
rintih Sari terdengar.
"Ukh.. ah.. ulp.. akh.. akh.. akh.. oh.. oh.. oh.."
Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan.
Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah
istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari
tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus
mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan
istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini
terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati
permainan yang aku dan Jay lakukan.
Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya
pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku,
tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan
dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang
berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan
tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun
membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan
mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya
dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.
Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari
yang sudah sangat basah, "Ah.. Jay.. terus.. masukkan.. terus Jay
semuanya.." kata Sari.
Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan
istriku.
"Akh.. ukh.. ah.. oh.. ah.. oh.." erang istriku keenakan.
Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang
sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik
Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan
memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.
Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku
mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm
tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya
punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke
lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah
dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya
tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik
Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit
batang kemaluanku yang kutekan perlahan.
"Akh.. akh.. Sar.. memekmu begitu padat.. dan enak.. akh.." kataku.
"Terus.. Van.. Terus.. punyamu begitu besar.. terus Van.. enak..
akh.." rintih Sari.
"Van.. terus.. beri aku kenikmatan.. akh.. akh.. terus Van.. enak.. lebih
dalam Van.. akh.."
"Lus.. punyamu begitu enak.. sangat.. rapat dan menjepit kontolku..
akh.." desah Jay kepada istriku.
"Ehm.. ehm.. ukh.. ukh.. lebih dalam Jay.. lebih dalam.. teruskan Jay..
teruskan.. kontolmu.. sangat panjang.. akh.. dan menyentuh.. dinding..
rahimku.. akh.. akh.. enak.. Jay.." desah istriku lirih.
Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali
kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus
naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta
semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang
sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit
dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan
Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat
pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang
saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan
terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.
"Akh.. Sar.. enak.. sekali.. punyamu.. akh.. akh.." desahku.
"Oh Van.. aku sangat.. suka.. milikmu ini.. Van yang besar dan keras ini..
akh.. ogh.. ogh.. terus Van.. ah.."
Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang
putih kemerahan tersebut dari belakang,
"Akh.. akh.. akh.. Jay.. terus.. lebih dalam Jay.. akh.. enak..
Jay.." rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang
mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian
tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.
"Akh.. Jay.. akh.. ogh.. ogh.. ahh.." jerit nikmat istriku menikmati
permainan Jay dari belakang tersebut.
"Ogh.. Lus.. buah dadamu begitu besar.. dan.. enak.. ukh.. ehm..
ehmm.." sahut Jay penuh kenikmatan.
Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di
atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari
memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.
"Blees.."
"Aakh.. enak.. akh.. Van punyamu begitu besar.. akhg.." desah sari
yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya
menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.
"Oh.. Sar.. terus.. ah.. ah.." desahku.
"Oh Van.. oh.. oh.. oh.. Van.. aku hampir keluar Van.. aogh.. ogh.."
jerit Sari.
"Okh.. Van.. okh.. aku ke.. luar.. okh.. okh.." tubuh Sari mengejang
bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang
dicapai Sari.
"Oh.. ukh.. okh.. Sar aku juga keluar.. okh.. okh.."
Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan,
menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami
berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah
kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan
istriku di sebelah kami.
Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan
anjing atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar
bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun
istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks
mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan
bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan
istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, "Ah.. ah.. ah.. uh..
uh.. uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras.. ah.. ah.." kulihat satu
tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali
meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan
permainan mereka tersebut.
Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah
buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan
mengisap puting susunya, "Akh.. Van.. akh.. enak.. ogh.. ogh.. ogh.. terus
Van.." rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap
batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.
"Ogh.. ogh.. ogh.. Van.. ogh.. ogh.. Jay.. kontolmu sangat panjang dan
membuatku sangat.. puas Jay.. akh.. terus.. akh.." kata Lusi.
"Ulp.. ulp.. ulp.. ulp.. ulp.." jilatan Sari di kemaluanku yang
mengeras.
"Okh.. Jay.. aku.. hampir.. ke.. ke.. luar.. Jay.. terus" desah
istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat
Jay juga mengejang.
"Akh.. akh.. akh.. akh.. Lus.. aku juga keluar.. akh.. akh.." jerit
Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.
"Ogh.. ogh.. ogh.. ogh.." istriku pun mengejang dan meremas sandaran
sofa dengan kuat. Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir
di batang kemaluanku dan.. "Akh.. akh.. akh.. akh.." kemaluanku pun
memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi
meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan
kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya
dengan lidahnya.
Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi
harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan
Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya. Dan kembali kami
ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke
Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga
kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun
mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain
seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya
bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.
TAMAT
Gudang cerita 17 xxx
Tags : Cerita Dewasa Selingkuh